Guru, profesi ini menjadi mulia karena bekerja di ruang-ruang ilmu pengetahuan, di kelas-kelas penuh ide dan gagasan dan di sekolah-sekolah peradaban. Jiwa seorang guru haruslah orang yang haus akan ilmu pengetahuan, berpikir kritis, dan berintelektual. Karena jiwa seorang guru ini yang akan membentuk akal dan jiwa-jiwa muridnya.
Guru adalah cendekiawan, maka tugas utamanya adalah belajar. Bukan guru kalau tidak suka membaca buku. Cara guru untuk meningkatkan intelektualnya adalah dengan memperbanyak buku yang bermutu. Membaca buku adalah harga mati bagi seorang guru. Buku adalah hal yang tak terpisahkan dengan kaum intelek. Kalau anda tidak suka baca buku, apakah anda pantas di panggil guru?
Jika guru enggan belajar, maka sedikit pula ilmu pengetahuan yang akan diajarkan kepada muridnya. Padahal Ilmu pengetahuan bertebaran di muka bumi ini. Di daratan, di lautan, di langit, di hutan dan guru harus mampu menghimpunnya di hadapan murid-muridnya.
Hasil studi Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 kemampuan membaca siswa Indonesia adalah yang terendah dibandingkan matematika dan sains. Kemampuan membaca siswa Indonesia pun terpaut jauh dari negara-negara maju. Buku dan negara maju adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Rata-rata lulusan pelajar di jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, di Rusia 12 buku, di jepang 15 buku. Di negara maju buku sudah dijadikan lifestyle. Sementara di indonesia budaya membaca buku belum dijadikan di sebuah kebutuhan.
Menelisik permasalahan minat membaca siswa di indonesia yang rendah, sebenarnya ada yang perlu kita evaluasi. Gurunya saja tidak suka membaca apalagi murid-muridnya. Orang tuanya saja malas membaca kenapa mengharapkan anak yang suka membaca. Logika ini sangat masuk akal bukan?. Guru dalam istilah bahasa jawa berasal dari suku kata gu dan ru yang artinya "digugu" dan "ditiru". Maka ini sebenaranya sudah menjadi bukti kuat untuk dijadikan tersangka kenapa banyak kasus rendahnya minat baca siswa di indonesia. he..he..
Maka jika anda adalah seorang guru, pastikan diri anda tidak terlampaui oleh zaman digital, era dimana pengetahuan bisa mudah kita akses. Dan pastikan diri anda tidak terlampaui oleh generasi-generasi luar biasa cerdas abad 21 ini.
semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment