Kita berharap anak-anak dan murid-murid kita adalah aank yang cerdas, bisa mengerjakan soal-soal dengan baik dan lulus ujian dengan nilai baik juga yang pada akhirnya menjadi orang sukses. Lalu kita mulai meminta anak-anak kita untuk membaca buku paket pelajaran, membaca fakta-fakta dalam ringkasan LKS setelah itu kita meminta mengerjakan soal-soal pilihan. dan itu sudah kita mulai sejak dia masih berusia lima tahun. Kita belikan "Buku Belajar Membaca Anak Paud" , "Buku Belajar membaca Anak TK", "Buku Belajar Membaca Anak SD" karena saking inginnya orang tua melihat anaknya bisa dan suka membaca.
Namun selama ini buku dan bacaan seperti apa yang kita suguhkan anak-anak dan murid-murid kita. apakah buku yang menggairahkan jiwa ingin membaca, apakah buku yang melahirkan ide-ide besar atau buku yang mampu menumbuhkan semangat dan jiwa-jiwa mereka?. yang Terjadi kita selalu meminta dan memaksanya membaca, membaca buku-buku teks LKS yang hanya berisi informasi dan fakta, sebatas buku yang berisi soal-soal pilihan ganda yang membatasi kemampuan otak pikiran mereka yang unlimited. Kita memintanya membaca lembaran-lembaran yang hanya berisi soal-soal yang garing bagi jiwa mereka. Bahkan kita pun sudah memberinya sejak sekolah di PAUD seperti LKS PAUD Tema Keluargaku, LKS Paud tema Alam Semesta. Apakah ini menarik bagi jiwa-jiwa mereka yang sedang bertumbuh? inikah yang namanya pendidikan?
Maka fenomena yang terjadi anak bisa membaca tapi tak suka membaca. Anak membaca hanya di saat akan ujian, anak membaca hanya saat ada PR, anak membaca saat ada tugas. Anak mau belajar hanya sekedar untuk bisa menjawan soal, anak mau belajar agar sekedar bisa lulus ujian, anak belajar hanya sekedar bisa lulus tes.yang pada akhirnya banyak anak yang menyontek karena takut gagal ujian, anak mencontek agar menyenangkan hati orang tua, anak mencotek hanya ingin dinilai pintar.dan saat dewasa nanti ia menjadi manusia-manusia yang miskin karakter. Inilah penyakit yang kita tanam sejak mereka kecil. ini menunjukkan anak belajar bukan karena mencintai ilmu pengetahuan tapi hanya sekedar agar bisa menjawab soal. hati-hatilah para orang tua dan guru.
-erlina ummu ammar-
Comments
Post a Comment