Skip to main content

Hati-hati Jika anak mau belajar hanya sekedar untuk bisa menjawab soa!


 Kita berharap anak-anak dan murid-murid  kita adalah aank yang cerdas, bisa mengerjakan soal-soal dengan baik dan lulus ujian dengan nilai baik juga yang pada akhirnya menjadi orang sukses. Lalu kita mulai meminta anak-anak kita untuk membaca buku paket pelajaran, membaca fakta-fakta dalam ringkasan LKS setelah itu kita meminta mengerjakan soal-soal pilihan. dan itu sudah kita mulai sejak dia masih berusia lima tahun. Kita belikan "Buku Belajar Membaca Anak Paud" , "Buku Belajar membaca Anak TK", "Buku Belajar Membaca Anak SD" karena saking inginnya orang tua melihat anaknya bisa dan suka membaca.

Namun selama ini buku dan bacaan seperti apa yang kita suguhkan anak-anak dan murid-murid kita. apakah buku yang menggairahkan jiwa ingin membaca, apakah buku yang melahirkan ide-ide besar atau buku yang mampu menumbuhkan semangat dan jiwa-jiwa mereka?. yang Terjadi  kita selalu meminta dan memaksanya membaca, membaca buku-buku teks LKS yang hanya berisi informasi dan fakta, sebatas buku yang berisi soal-soal pilihan ganda yang membatasi kemampuan otak pikiran mereka yang unlimited. Kita memintanya membaca lembaran-lembaran yang hanya berisi soal-soal yang garing bagi jiwa mereka. Bahkan kita pun sudah memberinya sejak sekolah di PAUD seperti LKS PAUD Tema Keluargaku, LKS Paud tema Alam Semesta. Apakah ini menarik bagi jiwa-jiwa mereka yang sedang bertumbuh? inikah yang namanya pendidikan?

Maka fenomena yang terjadi anak bisa membaca tapi tak suka membaca. Anak membaca hanya di saat akan ujian, anak membaca hanya saat ada PR, anak membaca saat ada tugas. Anak mau belajar hanya sekedar untuk bisa menjawan soal, anak mau belajar agar sekedar bisa lulus ujian, anak belajar hanya sekedar bisa lulus tes.yang pada akhirnya banyak anak yang menyontek karena takut gagal ujian, anak mencontek agar menyenangkan hati orang tua, anak mencotek hanya ingin dinilai pintar.dan saat dewasa nanti ia menjadi manusia-manusia yang miskin karakter. Inilah penyakit yang kita tanam sejak mereka kecil. ini menunjukkan anak belajar bukan karena mencintai ilmu pengetahuan tapi hanya sekedar agar bisa menjawab soal. hati-hatilah para orang tua dan guru.

-erlina ummu ammar-

Comments

Popular posts from this blog

18 Sikap

 18 SIKAP   “Pakailah Alquran dalam kurikulum kita, Tidak ada kurikulum tercanggih yang diciptakan Dzat yang maha menciptakan manusia yaitu Alquran”  18 Sikap karakter yang dikembangkan sekolah alfalah. 18 Sikap  sentra yang dipaparkan dalam PPOT 1 di Sekolah AlFalah Jakarta pada tanggal 5-16 Agustus pada angkatan PPOT ke 79.  saya mengikuti PPOT  1 (Program Pengasuhan Orang Tua) di Sekolah Al Falah Jakarta Timur. PPOT 1 membahas 18 sikap yang bersumber dari Alquran dan As Sunah yang dimasukkan di dalam kurikulum sekolah. 18 sikap yang dikembangkan di sekolah Alfalah dan kami coba implementasikan juga di sekolah kami PAUD Terpadu Nirwana kampung Bocah. 18 sikap positif ini sebenarnya sebagai 18 karakter bangsa diantaranya: 1.      Mutu Mutu adalah Standar nilai dari masing-masing peran setiap individu dalam seluruh aktivitas hidupnya   . Maka mutu sekolah, mutu pendidikan, mutu pembelajaran dan mutu guru ...

Dongeng Anak Sebelum Tidur Pendek yang Mendidik "Zebra si Penjaga Pohon Apel""

Dongeng anak sebelum tidur pendek yang mendidik kali ini berjudul "Zebra si Penjaga Pohon Apel" . Sebuah kisah yang didalamnya ada pelajaran yang bisa kita ambil dan kita tanamkan pada anak-anak kita.  Zebra si Penjaga Pohon Apel Jerapah memiliki sebuah pohon apel yang masih kecil. Ia sangat menyayangi pohon apel itu. Namun pada suatu hari Jerapah harus pergi menemui keluarganya di hutan seberang dalam waktu yang lama. Ia pun berencana menitipkan pohon apel itu pada temannya. Jerapah mencari-cari binatang yang mau menjaga pohon apelnya. Pertama Jerapah akan minta tolong kepada Singa. "Aku sangat sibuk Jerapah. Cari binatang lain saja!" tolak Singa. Lalu ia pergi mencari temannya yang lain. Jerapah pergi menemui Gajah untuk minta tolong. Namun Gajah pun menolak permintaan Jerapah. "Aku tidak punya waktu untuk merawat pohon apelmu Jerapah !" ucap Gajah. Tak ada satu pun teman Jerapah yang mau membantu menjaga pohon apel. Hingga suatu hari Jerapah bertemu den...

Metode Sentra, Belajar dari Founder Metode BCCT di indonesia drg.Wismiarti Tamin

Metode sentra adalah kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD) yang diadopsi dari CCCRT Florida yang telah digunakan di Creative School. Metode sentra atau metode BCCT (Beyond Center and Circle Time) metode yang berpusat pada anak melalui kegiatan ragam main yang direncanakan dan menggunakan pijakan-pijakan pembelajaran serta ada waktu duduk melingkar.  Ciri sekolah yang menggunakan metode sentra atau metode BCCT dalam kurikulumnya yaitu:  Adanya sentra-sentra belajar seperti sentra balok, sentra main peran, sentra persiapan, sentra seni dan sentra bahan alam. Adanya pijakan-pijakan dalam pembelajaran yaitu pijakan lingkungan, pijakan sebelum main, pijakan saat main dan pijakan setelah main Materi pembelajaran dibingakai dengan menggunakan tema-tema pembelajaran Kegiatan main metode sentra ada 3 jenis main yaitu, main pembangunan, main peran dan sensorimotor . Kebutuhan 3 jenis main ini sudah melalui penelitian - penelitian para ahli seperti Sara Smilansky yang disesuaikan de...